Seorang Relawan Taiwan Ikut Perang Ukraina

Seorang Relawan Taiwan Ikut Perang Ukraina

Seorang Relawan Taiwan Ikut Perang Ukraina – Sudah banyak di ketahui bahwa saat ini sudah semakin banyak berita dan pembahasan mengenai pernag Rusia dan Ukraina yang membuat orang merasa ingin membantu seperti seorang relawan.

Salah satu warga asing yang bergabung dengan legiun asing adalah Naive Wang. Lelaki berusia 40 tahun itu tercatat sebagai warga Taiwan pertama yang diterima di Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina.

Menariknya adalah Wang, yang berasal dari suku Amis, sempat mendaftar untuk bergabung dengan legiun pada Maret. Namun, pengajuan itu ditolak karena dia tidak memiliki pengalaman tempur, dilansir Taiwan News.

Lelaki asal Distrik Shulin, New Taipei ini kemudian mengajukan permohonan ulang dan akhirnya diterima oleh legiun pada 7 April 2022. Salah satu pertimbangannya adalah Wang sudah tinggal di Ukraina selama hampir 8 tahun. Dia juga mahir berbahasa Ukraina, Rusia, Inggris, Jepang, dan Madarin.

1. Wang siap dengan kemungkinan terburuk
Kepada CNA, Wang mengaku sudah siap secara fisik dan mental untuk menghadapi skenario terburuk, termasuk ditembak, patah tulang, sekarat dalam pertempuran, atau disiksa setelah ditangkap.

Bahkan, dia mengaku siap bersembunyi di hutan belantara sendirian, tanpa persediaan makanan atau peta, agar tidak ditangkap oleh pasukan Rusia.

“Berjuang di garis depan sangat berbeda dari perkemahan musim panas,” kata Wang.

Wang mengatakan, banyak warga asing yang mendaftar legiun internasional dengan ‘mentalitas semituris’. Mereka ingin bergabung dengan legiun tapi tidak siap menanggung risiko terburuknya.

2. Wang sebut latihan militer NATO sangat intens
Wang kemudian menceritakan malam pertamanya di kamp pelatihan pada 12 April. Suhu dingin Ukraina menyebabkan Wang yang berada di dalam tenda membeku dengan kantong tidurnya. Dia menggigil sepanjang malam.

Wang sebenarnya memiliki pengalaman wajib militer di Taiwan, kala itu dia bergabung dengan Angkatan Darat Taiwan di Matsu. Dia merasakan bagaimana lelahnya berlatih militer, seperti menembak, patroli malam, hingga tidur di terowongan. Namun, Wang mengakui bahwa pengalamannya di Taiwan tidak sebanding dengan malam pertamanya di legiun internasional.

“Saya tidak pernah mengikuti pelatihan militer ala NATO yang begitu intens,” kata dia.

Sebelum meninggalkan Kiev ke garis depan, komandan kompi sempat bertanya kepada anggotanya. “Apakah ada yang ingin mundur?”

Menurut Wang, ada empat orang yang mengangkat tangan dan meninggalkan legiun.

Untuk mendapatkan informasi dan berita yang sedang viral lainnya bisa langsung mengunjungi pengenviral.com

3. Legiun asing jadi sasaran empuk pasukan Rusia
Berada di garis depan, Wang mengatakan bahwa dirinya belum berganti pakaian selama lebih dari 10 hari. Dia juga tidak bisa memilih makanan yang hendak dikonsumsi setiap harinya. Selain itu, Wang turut sedih melihat bangunan yang rata dengan tanah.

“Saya hanya bisa makan jatah militer selama dua hari berturut-turut. Saya berdiri untuk tugas jaga di tengah hujan, dan itu pada hari keempat saya akhirnya bisa minum secangkir air panas,” kata dia.

Wang mengaku mendapat perintah untuk menjadi pasukan tempur khusus. Dia disiapkan untuk bertempur dengan porsi latihan 8 jam per hari. Karena anggota legiun asing adalah sasaran empuk Rusia, Wang mengatakan bahwa mereka harus mengenakan pelindung tubuh dan bersenjata lengkap setiap saat.